Minggu 8 Maret 2020 adalah hari yang mengejutkan bagi segenap siswi MA Mafda yang mengikuti Jambore Penggiat Alam dan Lingkungan hidup di Limbangan Wanareja Cilacap. Pasalnya mereka pulang dengan membawa tiga buah piala sekaligus. Satu Piala untuk kemenangan mereka mengikuti lomba Kreasi Barang Bekas, Satu Piala untuk Juara 1 presentasi hasil karya dan satu piala apresiasi keikut sertaan. Hal itu mereka raih berkat semangat dan kekompakan serta ikut aktif dalam setiap kegiatan.
Kegiatan itu dimulai sejak Sabtu, 7 Maret 2020. Mereka diantar dengan Mobil Ambulan Puskesmas Cipari ke lokasi yang melewati medan cukup ekstrim, meski jalan sudah 100 % diaspal. Sampai di sana, mereka mendirikan tenda dibantu oleh beberapa rekan panitia. Bisa bergabung dengan beberapa komunitas penggiat alam seperti Berlin, dan organisasi-organisasi pecinta alam dari Cilacap, Banyumas, Wonosobo bahkan Semarang. Pesertanya memang cukup banyak dan datang dari kota-kota yang lumayan jauh.
Malamnya, mereka menyaksikan film Berline, tentang kepedulian terhadap alam, serta diskusi dengan produser filmnya. Malam itu juga disi dengan pentas seni, puisi, suguhan music akustik dan blues dari beberapa seniman seperti Nada Sumbang, Nevin Cimplukan dan lain-lain.
Pagi Harinya, panitia mengajak semua peserta senam bersama sebelum sarapan, adalah Asri Novitasari dan Yuni Karomah, siswi MA Mafda yang ditunjuk menjadi instruktur senam pagi itu. Setelah senam dan sarapan, ada diskusi tentang Bank Sampah bersama Bank Sampah Prayogi Majenang dan Bank Sampah Pak Taufik Cipari. Baru mereka mengikuti lomba Kreasi Barang Bekas.
Satu persatu peserta dipanggil untuk mempresentasikan karya yang sudah dibuat di rumah. Ada yang membaut ats dari gelas plastik, ada yang membuat lampu tidur dari batok kelapa dan lain-lain. Dan Siswi MA Mafda mempresentasikan karyanya; Pendingin Ruangan ramah lingkungan. Benda yang Nampak asing bagi semua peserta itu dbuat dari papan triplek dan botol minuman bekas. Menggunakan cara kerja fisika, tanpa menggunakan listrik dan Freon, sehingga hemat dan tidak merusak alam, menurut Novi, alat semacam itu mampu menurunkan suhu ruangan sebesar 5° C, seperti yang sudah dipraktekkan di Bangladesh.
Acara berlangsung hangat. ada juga workshop ecoprint, menyablon dengan bahan alam, misalnya. Banyak pengalaman mereka dapat. Banyak kenalan dan teman baru, semoga menambah semangat untuk merawat alam.