Meski baru berdiri kurang dari sebulan, group hadroh Mafatih Puteri berani tampil di festival hadroh dalam rangka memperingati hari santri nasional yang diadalan oleh IPNU-IPPNU PAC Cipari, 31 OKtober 2019. Bertempat di Halaman SD Negeri 01 Segaralangu, Festival tersebut juga untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Sementara malam harinya diisi dengan kegiatan bersholawat bersama Habib Haedar Alwi Assegaf dalam rangka Harlah Ahbabussholawat Segaralangu.
Beranggotakan 13 siswi, group yang diisi dengan 4 vokalis ini membawakan lagu Sa’duna Fiddunya dan Ya Syahidan. Tampil di nomor urut 02, Zulfa dan kawan-kawan sudah berada di lokasi sejak pukul 08.00 WIB meski ternyata panitia baru hadir di lokasi dan memulai acara satu jam setelahnya. Pengunjung bertepuk tangan meriah ketika suluk dibacakan. Dewan juri tampak asyik menikmati suguhan dua lagu yang dibawakan dengan aransemen yang apik. Uluk salam pembuka pun dilagukan dengan syair yang sengaja digubah untuk mengikuti festival ini, sementara iramanya diambil dari lagu Bungong Jeumpa. Meski para tampak grogi karena ini kali pertama mereka tampil di luar Madrasah, dua lagu dapat dibawakan secara mengalir dan menghipnotis pengunjung.
Mereka memang belum sebulan bergabung menjadi sebuah group, beberapa personel dari kelas sepulun dan sebagian yang lain dari kelas XI. Tapi karena beberapa siswi memang sudah punya bekal skill bermain hadroh dari kampungnya, proses latihan berjalan tidak terlalu sulit. Apalagi dengan semangat mereka latihan sampai mengambil waktu-waktu kosong sepulang sekolah, mereka tampak begitu bersemangat.
Untuk menuju lokasi, mereka harus dua kali jalan diangkut dengan sepeda motor, karena memang tidak semua personel memiliki sepeda motor, apalagi yang tinggal di pesantren. Tapi hal itu tak menjadi halangan yang berarti. “Kami ingin menampilkan yang terbaik yang kami bisa.” Kata Asri yang berposisi sebagai pemain darbuka. “Kalau memang hasilnya belum seperti yang kam harapkan, setidaknya kami sudah melakukan yang terbaik.” Ucap Sinta. “Kecewa pasti, tapi kami harus mengambil banyak pelajaran dari event ini” Zulfa menambahkan.
“Tujuan kami yang paling penting adalah belajar skill dan bisa bersholawat kepada Nabi. Selain itu hanya bonus kecil. Yang paling penting kita bersholawat dan mengharap syafaat.” Ucap Fathurrohim, ketua IPNU PAC Cipari yang ikut melatih Mafatih Puteri.
(Red. Benang Merah)